Sabtu, 12 November 2011

Tugas Bahasa Indonesia Softskill "Penalaran Induktif"


NAMA             : DEWI RESPATI
NPM                : 23209062
KELAS              : 3EB14
TUGAS             : SOFTSKILL BHS.INDONESIA “PENALARAN INDUKTIF”

Pengertian Penalaran
            Penalaran adalah proses berpikir secara sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.
            Metode penalaran induktif adalah adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

Jenis-jenis Penalaran induktif :

 1. Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan secara umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala.
1.1. Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
            Fakta yang dugunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
Contoh :    Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong, maka penyimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna.

1.2. Generalisasi Dengan Loncatan Induktif
            Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
Contoh :
    Setelah kita memerhatikan jumlah hari pada setiap bulan pada tahun Masehi, kemudian disimpulkan bahwa : Semua bulan Masehi mempunyai hari tidak lebih dari tiga puluh satu. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari pada setiap bulan kita selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan.

2. Analogi
            Analogi yaitu proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan yang diambil dengan analogi, yaitu kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan kondisinya.
2.1. Tujuan Analogi
·         Meramalkan kesamaan
·         Menyingkap kekeliruan
·         Menyusun sebuah klasifikasi
Contoh :
    Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti Bumi. Temperaturnya hampir sama dengan Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti di Bumi. Jika di Bumi ada makhluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup di planet Mars.

3. Kausal
        Kausal adalah merupakan prinsip sebab-akibat yang di haruri dan pasti antara gejala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Contoh : Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.

3.1. Tujuan Kausal
        Tujuan kausal terdapat dalam Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola :

   a. Sebab ke akibat
            Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek.
   b. Akibat ke sebab
            Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
   c. Akibat ke akibat
        Dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.

REFERENSI :


Kamis, 20 Oktober 2011

Tugas Bahasa Indonesia "surat lamaran" Softskill


Jakarta, 29 Juni 2011

Yth. HRD Manager
PIZZA HUT
Jakarta

Dengan Hormat,
Bersama surat ini, saya ingin mengajukan lamaran pekerjaan dan berharap dapat bergabung di perusahaan ini.
Saya Kessa Panaji, 22 tahun, dengan kondisi kesehatan yang sangat baik, lulusan SMA Muhammadiyah 9 Jakarta. Saya senang untuk belajar, disiplin, berdedikasi, bertanggung jawab dan dapat bekerja sama secara mandiri maupun dalam tim dengan baik.
Bersamaan dengan semangat saya, pengetahuan, pengalaman serta keinginan kuat ini saya ingin menumbuhkan karir yang baik dan saya ingin memiliki kesempatan untuk berkontribusi di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin. Untuk info lebih lanjut dan sebagai bahan pertimbangan, berikut saya lampirkan Daftar Riwayat Hidup saya.
Saya berharap Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktu untuk memberikan kesempatan wawancara, sehingga saya dapat menjelaskan secara lebih terperinci tentang potensi diri saya.
Demikian surat lamaran ini, dan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.

Hormat Saya,


Kessa Panaji


Tugas Bahasa Indonesia Softskill


NAMA                   : DEWI RESPATI
NPM                      : 23209062
KELAS                  : 3EB14
MATA KULIAH     : SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2 #


PENALARAN DEDUKTIF

          Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
          Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

* Menarik Kesimpulan Secara Langsung
Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis. Dengan cara :
·         konversi,
·         obversi, dan
·         kontraposisi
Ø  contoh kalimat :
1. Apel adalah buah berwarna merah (premis)
   Karena itu sebagian buah berwarna merah (simpulan)

2. Semua rudal adalah senjata berbahaya (Premis)
    Tidak satu pun rudal adalah senjata tidak berbahaya (Simpulan)

* Menarik simpulan secara tidak langsung
          Pernalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis ini akan dihasilkan sebuah simpulan . premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan yang kedua bersifat khusus.

*  SILOGISME KATEGORIAL
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
          1. Premis umum : Premis Mayor (My)
2. Premis khusus remis Minor (Mn)
3. Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
* Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut:
a.    Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah
b.    Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
c.    Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
d.    Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
e.    Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
f.    Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
g.    Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
* Contoh silogisme Kategorial:
1)       My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Badu adalah mahasiswa
K : Badu lulusan SLTA
2)      My : Tidak ada manusia yang kekal
Mn : Socrates adalah manusia
K : Socrates tidak kekal
3)      My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA
Mn : Amir tidak memiliki ijazah SLTA
K : Amir bukan mahasiswa


* SILOGISME HIPOTESIS
Silogisme Hipotesis adalah jenis silogisme yang terdiri atas premis mayor yang bersifat hipotesis ,dan premis minornya bersifat katagorial .
Silogisme Hipotesis ini dapat dibedakan menjadi 4 macam , yaiu :
1. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
* Contoh :
Ø  Jika hari ini cerah , saya akan ke rumah kakek ( premis mayor )
Ø   Hari ini cerah ( premis minor )
Ø  Maka saya akan kerumah kakek ( kesimpulan ).
2. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuen
 * Contoh :
Ø  Jika hutan banyak yang gundul , maka akan terjadi global warming ( premis mayor )
Ø  Sekarang terjadi global warming ( premis minor )
Ø  Maka hutan banyak yang gundul ( kesimpulan ).
3. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent
* Contoh :
Ø  Jika pembuatan karya tulis ilmiah belum di persiapkan dari sekarang, maka hasil tidak akan maksimal pembuatan karya ilmiah telah di persiapkan maka hasil akan maksimal
4. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari konsekuen
  * Contoh :
Ø  Bila presiden Mubarak tidak turun , Para demonstran akan turun ke jalan
Ø  Para demonstran akan turun ke jalan
Ø  Jadi presiden Mubarak tidak turun.
* SILOGISME ALTERNATIF
          Jenis silogisme yang ketiga adalah silogisme alternatif atau disebut juga silogisme disjungtif. Silogisme ini dinamakan demikian, karena proposisi mayornya merupakan sebuah proposisi alternatif, yaitu proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan.
Sebaliknya proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya. Konklusi silogisme ini tergantung dari premis minornya; kalau premis minornya menerima satu alternatif, maka alternatif lainnya ditolak; kalau premis minornya menolak satu alternatif, maka alternatif lainnya diterima dalam konklusi.
Contoh :
1)       My : Nenek susi berada di Bandung atau woniosobo.
Mn : Nenek Susi berada di Bandung.
K : Jadi, Nenek Susi tidak berada di wonosobo.
2)      My : Nenek Susi berada di Bandung atau wonosobo.
Mn : Nenek Susi tidak berada di wonosobo.

K : Jadi, Nenek Susi berada di Bandung.
* kaidah Silogisme alternatif
1. Silogisme alternatif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid, seperti :
- Hasan berbaju putih atau tidak putih.
- Ternyata berbaju putih.
- Jadi ia bukan tidak berbaju putih.
- Hasan berbaju putih atau tidak putih.
- Ternyata ia tidak berbaju putih.
- Jadi ia berbaju non-putih.
2. Silogisme alternatif dalam arti luas, kebenaran koi adalah sebagai berikut:
 a. Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar), seperti:
- Budi menjadi guru atau pelaut.
- la adalah guru.
- Jadi bukan pelaut
- Budi menjadi guru atau pelaut.
- la adalah pelaut.
- Jadi bukan guru
b. Bila premis minor mengingkari salah satu a konklusinya tidak sah (salah), seperti:
          - Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogya.
- Ternyata tidak lari ke Yogya.
- Jadi ia lari ke Solo. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).
- Budi menjadi guru atau pelaut.
- Ternyata ia bukan pelaut.
- Jadi ia guru. (Bisa j’adi ia seorang pedagang).


REFERENSI