Kamis, 20 Oktober 2011

Tugas Bahasa Indonesia Softskill


NAMA                   : DEWI RESPATI
NPM                      : 23209062
KELAS                  : 3EB14
MATA KULIAH     : SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2 #


PENALARAN DEDUKTIF

          Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
          Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

* Menarik Kesimpulan Secara Langsung
Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis. Dengan cara :
·         konversi,
·         obversi, dan
·         kontraposisi
Ø  contoh kalimat :
1. Apel adalah buah berwarna merah (premis)
   Karena itu sebagian buah berwarna merah (simpulan)

2. Semua rudal adalah senjata berbahaya (Premis)
    Tidak satu pun rudal adalah senjata tidak berbahaya (Simpulan)

* Menarik simpulan secara tidak langsung
          Pernalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis ini akan dihasilkan sebuah simpulan . premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan yang kedua bersifat khusus.

*  SILOGISME KATEGORIAL
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
          1. Premis umum : Premis Mayor (My)
2. Premis khusus remis Minor (Mn)
3. Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
* Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut:
a.    Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah
b.    Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
c.    Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
d.    Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
e.    Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
f.    Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
g.    Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
* Contoh silogisme Kategorial:
1)       My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Badu adalah mahasiswa
K : Badu lulusan SLTA
2)      My : Tidak ada manusia yang kekal
Mn : Socrates adalah manusia
K : Socrates tidak kekal
3)      My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA
Mn : Amir tidak memiliki ijazah SLTA
K : Amir bukan mahasiswa


* SILOGISME HIPOTESIS
Silogisme Hipotesis adalah jenis silogisme yang terdiri atas premis mayor yang bersifat hipotesis ,dan premis minornya bersifat katagorial .
Silogisme Hipotesis ini dapat dibedakan menjadi 4 macam , yaiu :
1. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
* Contoh :
Ø  Jika hari ini cerah , saya akan ke rumah kakek ( premis mayor )
Ø   Hari ini cerah ( premis minor )
Ø  Maka saya akan kerumah kakek ( kesimpulan ).
2. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuen
 * Contoh :
Ø  Jika hutan banyak yang gundul , maka akan terjadi global warming ( premis mayor )
Ø  Sekarang terjadi global warming ( premis minor )
Ø  Maka hutan banyak yang gundul ( kesimpulan ).
3. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent
* Contoh :
Ø  Jika pembuatan karya tulis ilmiah belum di persiapkan dari sekarang, maka hasil tidak akan maksimal pembuatan karya ilmiah telah di persiapkan maka hasil akan maksimal
4. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari konsekuen
  * Contoh :
Ø  Bila presiden Mubarak tidak turun , Para demonstran akan turun ke jalan
Ø  Para demonstran akan turun ke jalan
Ø  Jadi presiden Mubarak tidak turun.
* SILOGISME ALTERNATIF
          Jenis silogisme yang ketiga adalah silogisme alternatif atau disebut juga silogisme disjungtif. Silogisme ini dinamakan demikian, karena proposisi mayornya merupakan sebuah proposisi alternatif, yaitu proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan.
Sebaliknya proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya. Konklusi silogisme ini tergantung dari premis minornya; kalau premis minornya menerima satu alternatif, maka alternatif lainnya ditolak; kalau premis minornya menolak satu alternatif, maka alternatif lainnya diterima dalam konklusi.
Contoh :
1)       My : Nenek susi berada di Bandung atau woniosobo.
Mn : Nenek Susi berada di Bandung.
K : Jadi, Nenek Susi tidak berada di wonosobo.
2)      My : Nenek Susi berada di Bandung atau wonosobo.
Mn : Nenek Susi tidak berada di wonosobo.

K : Jadi, Nenek Susi berada di Bandung.
* kaidah Silogisme alternatif
1. Silogisme alternatif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid, seperti :
- Hasan berbaju putih atau tidak putih.
- Ternyata berbaju putih.
- Jadi ia bukan tidak berbaju putih.
- Hasan berbaju putih atau tidak putih.
- Ternyata ia tidak berbaju putih.
- Jadi ia berbaju non-putih.
2. Silogisme alternatif dalam arti luas, kebenaran koi adalah sebagai berikut:
 a. Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar), seperti:
- Budi menjadi guru atau pelaut.
- la adalah guru.
- Jadi bukan pelaut
- Budi menjadi guru atau pelaut.
- la adalah pelaut.
- Jadi bukan guru
b. Bila premis minor mengingkari salah satu a konklusinya tidak sah (salah), seperti:
          - Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogya.
- Ternyata tidak lari ke Yogya.
- Jadi ia lari ke Solo. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).
- Budi menjadi guru atau pelaut.
- Ternyata ia bukan pelaut.
- Jadi ia guru. (Bisa j’adi ia seorang pedagang).


REFERENSI




Tidak ada komentar:

Posting Komentar